Rabu, 11 November 2015

Peradaban Sejarah Olahraga Di Dunia


Peradaban sejarah olahraga di Dunia tak lepas dari zaman prasejarah, zaman kuno, zaman purba, abad pertengahan, zaman ranaisance, dan modern.

a.    Zaman Pra-Sejarah

Banyak penemuan modern di Perancis, Afrika dan Australia pada lukisan gua (dilihat seperti Lascaux) dari jaman prasejarah yang memberikan bukti kebiasaan upacara ritual. Beberapa dari bukti ini berasal dari 30.000 tahun yang lampau, berdasarkan perhitungan penanggalan karbon. Lukisan/Gambar-gambar jaman batu ditemukan di padang pasir Libya menampilkan beberapa aktivitas, renang dan memanah. Seni lukis itu sendiri adalah merupakan bukti pada ketertarikan pada keahlian yang tidak ada hubungannya dengan kemampuan untuk bertahan hidup, dan adalah bukti bahwa ada waktu luang untuk dinikmati. Ini juga membuktikan aktivitas non-fungsi lain seperti ritual dan sebagainya. Jadi, meskipun sedikit bukti yang secara langsung mengenai olahraga dari sumber-sumber ini, cukup beralasan untuk menyimpulkan bahwa ada beberapa aktivitas pada waktu itu yang berkenaan dengan olahraga. Kapten Cook, saat ia pertama kali datang ke Kepulauan Hawaii, pada tahun 1778, melaporkan bahwa penduduk asli berselancar. Masyarakat Indian Amerika asli bergabung dalam permainan-permainan dan olahraga sebelum kedatangan orang-orang Eropa, seperti lacrosse, beberapa jenis permainan bola, lari, dan aktivitas atletik lainnya.Suku Maya dan Aztec yang berbudaya memainkan permainan bola dengan serius. Lapangan yang digunakan dahulu masih digunakan sampai sekarang.Cukup beralasan untuk menyimpulkan dari sini dan sumber-sumber bersejarah lainnya bahwa olahraga memiliki akar yang bersumber dari kemanusiaan itu sendiri.



b.      Zaman Kuno

o   Cina Kuno

                Terdapat artefak dan bangunan-bangunan yang menunjukkan bahwa orang Cina berhubungan dengan kegiatan yangkita definisikan sebagai olahraga di awal tahun 4000 SM. Awal dan perkembangan dari kegiatan olahraga di Cinasepertinya berhubungan dekat dengan produksi, kerja, perang, dan hiburan pada waktu itu.Senam sepertinya merupakan olahraga yang populer di Cina zaman dulu. Tentunya sekarang juga, seperti keahlianorang Cina dalam akrobat yang terkenal secara internasional.Cina memiliki Museum Beijing yang didedikasikan untuk subjek-subjek tentang olahraga di Cina dan sejarahnya.(Lihat Olahraga Cina, Museum )

o   Mesir Kuno

                Monumen untuk Faraoh menunjukkan bahwa beberapa cabang olahraga diperhatikan perkembangannya dandipertandingkan secara berkala beberapa ribu tahun yang lampau, termasuk renang dan memancing. Ini tidaklahmengejutkan mengingat pentingnya Sungai Nil bagi kehidupan orang Mesir. Olahraga yang lain termasuk lempar lembing, loncat tinggi, dan gulat. Lagi, keberadaan olahraga yang populer menunjukkankedekatan dengan kegiatan non-olahraga sehari-hari.

o   Yunani Kuno

                Banyaknya cabang olahraga sudah ada sejak jaman Kerajaan Yunani Kuno. Gulat, Lari, Tinju, lempar lembing danlempar cakram, dan balap kereta kuda adalah olahraga yang umum. Ini menunjukkan bahwa Kebudayaan militer Yunani berpengaruh pada perkembangan olahraga mereka.Pertandingan Olimpiade diadakan setiap empat tahun sekali di Yunani. Pertandingan tidaklah diadakan hanyasebagai even olahraga saja, tetapi juga sebagai perayaan untuk kemegahan individu, kebudayaan, dan macam-macam kesenian dan juga tempat untuk menunjukkan inovasi di bidang arsitektur dan patung. Pada dasarnya, evenini adalah waktu untuk bersyukur dan menyembah para Dewa-Dewa kepercayaan Yunani. Nama even ini diambildari Gunung Olympus, tempat suci yang dianggap tempat hidupnya para dewa. Gencatan senjata dinyatakan selamapertandingan Olimpiade, seperti aksi militer dan eksekusi untuk publik ditangguhkan. Ini dilakukan agar orang-orang dapat merayakan dengan damai dan berkompetisi dalam suasana yang berbudaya dan saling menghargai.

o   Eropa dan Perkembangan Global

Beberapa ahli sejarah- tercatat Bernard Lewis- Menyatakan bahwa olahraga beregu adalah penemuan Kebudayaan Barat. Olahraga individu, seperti gulat dan panahan, sudah dipraktekkan di seluruh dunia. Tetapi tradisi olahraga beregu, menurut para penulis ini, berasal dari Eropa, khususnya Inggris. (Ada catatan yang berlawanan- termasuk Kabaddi di India dan beberapa permainan bola Mesoamerica.) Olahraga mulai diatur dan diadakan secara berkalasejak Olimpiade Kuno sampai pada abad ini. Aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup danmakanan menjadi aktivitas yang diatur dan dilakukan untuk kesenangan atau kompetisi dalam skala yangmeningkat, seperti berburu, memancing, hortikultur. Revolusi Industri dan Produksi massa menambahkan waktuluang, yang membolehkan meningkatnya penonton olahraga, berkurangnya elitisme dalam olahraga, dan akses yang lebih besar. Trend ini dilanjutkan dengan perjalanan media massa dan komunikasi global. Profesionalisme menjadiumum, lebih jauh meningkatkan popularitas olahraga. Ini mungkin kontras dengan ide murni orang Yunani, dimana kemenangan pada pertandingan dihargai dengan sangat sederhana, dan dihargai dengan daun zaitun. (Mungkin tidak hanya mahkota daun zaitun, beberapa penulis mencatat.)Mungkin karena reaksi dari keinginan hidup kontemporer, terdapat perkembangan olahraga yang paling baik dielaskan dengan post-modern: extreme ironing sebagai contohnya. Juga ada penemuan baru di bidang olahraga petualangan dalam bentuk melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari, contohnya white water rafting,canyoning, BASE jumping dan yang lebih sopan, orienteering.

o   Olimpiade Kuno

                Olimpiade dikhususkan hanya untuk kaum pria, setidaknya hanya mereka yang diperbolehkan untuk cabang atletik dan yang dikategorikan olahraga tempur. Kaum perempuan bahkan tidak diperbolehkan menonton. Namun demikian mereka boleh bertanding untuk cabang berkuda, hanya kalau mereka menjadi pemilik kuda maupun kereta yang dipergunakan untuk bertanding. Perempuan pertama yang tercatat memenangkan sebuah lomba adalah seorang putri berasal dari Sparta.

Salah satu alasan mengapa perempuan tidak boleh terlibat dalam cabang atletik, tinju, dan gulat adalah karena pesertanya bertanding dalam keadaan telanjang bulat.

Bahasa Yunani kuno ''gerak badan'' arti harfiahnya adalah ''menjadi telanjang bulat.'' Mengapa harus telanjang bulat? Ada kemungkinan ini terkait dengan alasan keagamaan dalam konteks budaya Yunani saat itu. Bagaimanapun Olimpiade adalah sebuah festival keagamaan untuk memuja Dewa Zeus dan menuntut pemujaan yang di luar kebiasaan.

Pengendara kuda maupun sais kereta memang mengenakan pakaian, tetapi mereka ini hanya sewaan. Kalau mereka menang maka pemiliknyalah yang dinyatakan sebagai pemenang bukan pengendara kuda maupun sais keretanya sendiri.

Cabang yang dipertandingkan Olahraga Olimpiade kuno yang masih bertahan dari lomba lari hanya tinggal stade (200 meter), stade ganda (400 meter), dan jarak ''panjang'' (500 meter) yang bertahan. Gulat dan tinju masih bertahan tetapi dalam bentuk yang berbeda. Lempar lembing, lempar cakram serta lompat jauh juga bertahan. Lomba berkuda, kereta dan pacu keledai tidak ada padanannya di Olimpiade modern.

Olimpiade aslinya hanya mempertandingkan satu cabang saja yang disebut stadion atau stade, yang berarti kira-kira lari cepat sekitar 200 meter. Lintasan lari dari abad 4 SM masih terlihat jelas dan bisa dikunjungi di tempat Olimpiade kuno dilaksanakan, dengan panjang sekitar 192 meter.

Berturut-turut stade kemudian ditambahi dengan: lari 400 meter, 5.000 meter, lompat jauh, lempar cakram, lempar lembing, gulat, tinju, berkelahi dengan teknik campuran antara gulat dan bantingan, dan adu lari cepat dengan mengenakan pelindung perang--tetap telanjang tetapi mengenakan pelindung kepala dan pelindung tulang kering. Belakangan ditambah dengan olahraga berkuda--kereta dengan empat kuda, balap kuda dan kereta dengan ditarik keledai.

Tujuan Olimpiade merupakan sebuah festival keagamaan untuk memuja dewa paling berkuasa dari semua dewa Yunani, Zeus dari Gunung Olimpia (gunung tertinggi di Yunani dengan ketinggian hampir mencapai 10.000 kaki).

Dewa-dewa lain juga di puja di kawasan pemujaan Olimpia, tetapi adalah Zeus adalah yang paling banyak menjadi pusat pemujaan. Ia mempunyai satu kuil pemujaan tersendiri dengan patung emas dan gading yang dibuat oleh seniman paling hebat pada jamannya, Pheidias dari Athena. Saat ini kuil dan isinya dinyatakan sebagai salah satu dari keajaiban dunia.



c.       Zaman Purba

Pengetahuan tentang bangsa primitif yang hidup di zaman jauh sebelum zaman kita sekarang ini, belum lengkap dan usianya juga belum tua. Baru sejak ilmu antropologi budaya membuka tabir rahasia kehidupan mereka melalui interpretasi hasil galian peninggalan – peninggalan kuno, orang mulai mampu membayangkan peri kehidupan bangsa primitif di masa lalu. Juga diadakan penelitian mengenai bangsa primitif yang saat ini masih ada.

Dari peninggalan – peninggalan itu jelaslah bahwa manusia telah mencapai kemajuan melalui beberapa tahap perkembangan. Tahap pertama adalah zaman Eolitik di mana manusia belum berpakaian dan kehidupan mirip binatang dalam mencari makan dan tidak di bawah atap. Ia baru menggunakan tongkat dan batu untuk melindungi diri. Tahap kedua adalah zaman Paleotilik dimana keadaan manusia sudah lebih maju, sudah berlindung dalam gua – gua, memakai pakaian sesederhana terbuat dari kulit, sudah menemukan api dan membuat senjata tajam. Mereka juga sudah bisa menggambar pada dinding – dinding gua. Tahap ketiga adalah zaman Neolitik dimana manusia sudah mampu membuat gerabah, panah dan busur, pakaian tenunan serta mampu menjinakkan binatang untuk dijadikan hambanya.

Tentu saja pendidikan ikut maju sesuai dengan kemajuan yamg dicapai oleh manusia, karena pendidikan adalah usaha yang sadar dan bertujuan menyiapkan anak ke kehidupan orang dewasa. Tujuannya tentu saja sesuai dengan keperluan – keperluan yang dianggap penting dalam kehidupan manusia primitif itu sendiri. Oleh karena pada zaman primitif orang masih berjuang melawan alam yang buas, dan kepercayaan/ agama menguasai segi kehidupan, maka pendidikan sangat dipengaruhi oleh kedua kondisi tersebut.

Alam yang buas menuntut dari manusia primitif suatu kemampuan mempertahankan kelangsungan hidup ( Survival ). Agar mampu berbuat demikian manusia primitif harus bersatu dalam kelompok, sehingga pendidikan menentukan ciri kelompok. Disamping itu juga keselamatan bersama menjadi tujuan utama pendidikan. Kesadaran berkelompok dan solidaritas kelompok sangat ditekankan.

Banyak hal disuruh menirukan oleh anak karena mereka belum mengerti sebab-musabab suatu kejadian atau peristiwa. Suatu hal yang dimasa lalu telah mampu mnyelamatkan kelompok perlu diajarkan kepada anak. Apalagi mengenai gejala-gejala dalam alam, misalnya : putaran bumi, angin ribut, halilintar, mati, paceklik, dan sebagainya belum mereka pahami, maka tidak mengherankan bahwa kepercayaan terhadap roh-roh halus dan hal-hal spiritual menguasai kehidupan mereka.

Kalau hal-hal tersebut di atas telah dipahami, maka dapat dimengerti pula bahwa latihan fisik diarahkan ke tercapainya efisiensi dalam mempertahankan survival kelompok, pencarian makanan sehari-hari, penaklukan alam sekitar. Badan perlu kuat, tahan uji, ulet, lincah untuk mengatasi alam dan lawan, berburu dan dalam penggunaan senjata serta alat penting lainnya. Kesetia-kawanan dalam kelompok serta kerjasama antara anggota kelompok dikembangkan melalui latihan bersama, tari-tarian dan permainan.

Pemujaan nenek moyang juga merupakan sebagian usaha penyelamatan hidup. Nenek moyang dihormati dan diberi sajian agar tidak marah. Dalam hal ini tari-tarian merupakan bagian penting dari upacara-upacara dan secara tidak sadar gerak-gerak tarian itu merupakan pula latihan fisik yang baik bagi pertumbuhan anak. Anak laki-laki ikut ayahnya berburu dan menangkap ikan. Dan juga belajar membuat serta menggunakan senjata agar pada waktunya sudah siap menggantikan ayahnya, atau ikut mempertahankan kelompok dari serangan musuh atau binatang.

Meniru merupakan perbuatan yang mendasari pendidikan bangsa primitif ini. Diusahakan dapat menyamai prestasi orang dewasa. Tahab akhir prndidikan ditandai dengan upacara-upacara ( Rites de passage ), dan anak diakui termasuk kelompok orang dewasa. Persiapan dari anak menjadi dewasa makan waktu lama. Suatu ujian misalnya : hanya boleh makan daging binatang yang sulit diburu, kalau mampu berburu baru mungkin mengisi perut, sungguh ujian yang berat. Pendidikan dan latihan fisik pada bangsa primitif tidak terpisah dari pendidikan agama/ kepercayaan, pendidikan estetis, moral dan ketrampilan praktis.



d.      Abad Pertengahan

Dalam masa itu pendidikan ditujukan kepada persiapan pemuda untuk peperangan, latihan penggunaan senjata dan berburu. Itu semua baik untuk menilai sifat-sifat fisik dan moral. Kalau dianggap telah memadai diadakan upacara pengalihan dari pemuda menjadi orang dewasa. Pada kesempatan itu ia menerima lembing dan perisai, disertai nasehat-nasehat.

Untuk menjadi prajurit yang tangguh diperlukan badan yang kokoh, kuat, cekatan, pandai bergulat, renang, tolak peluru, naik kuda. Main bola diajarkan dengan alasan kegunaan dan hiburan. Lebih-lebih karena pendidikan intelek dan kejiwaan belum berkembang, maka latihan fisik menempati perhatian yang utama.

Menari disekitar api unggun merupakan kegemaran. Api unggun ini kemudian juga diambil alih oleh mereka dalam berbagai upacara keagamaan.

Abad pertengahan ditandai oleh kelompok penyiar agama dan kelompok Ritter. Penyiar agama menganggap hidup duniawi ini sebagai persiapan ke kehidupan akherat. Semua hal yang bersifat duniawi diremehkan. Cita-cita alamiah harus dikalahkan terhadap cita-cita alam baka. Jelas bahwa pembinaan badan melalaui kegiatan-kegiatan fisik ditentang oleh penyiar-penyiar agama. “Schola Interior “ ( di dalam lingkingan gereja ) membentuk ahli-ahli agama dan pegawai-pegawai gereja. “ Schola Exterior “( berada di luar tembok-tembok biara dan gereja ) mempunyai asrama. Di Scolas Exterior diajarkan kepada murid-murid laki-laki dan perempuan 7 artes liberales yang terdiri dari Trivium ( sastra falsafah ) dan Quadrivium ( kelompok ilmu pasti – alam ).

Permainan zaman itu yang menonjol adalah main bola yang diikuti baik oleh Ritter-ritter maupun petani-petani. Juga semacam bolling dan tari-tarian. Panahan merupakan keharusan dan mendapat perlindungan dari atasan. Mahasiswa semakin gemar main anggar dan bentuk perkumpulan-perkumpulan. Permainan-permainan yang dulu hanya diperlukan olrh kaum bangsawan sudah banyak ditiru oleh masyarakat.

Kaum Ritter merupakan kelompok feodal dan militer. Harga diri sangat ditonjolkan. Mereka menentukan kewajiban dan tata cara menjadi Ritter, upacara pelantikan menjadi Ritter dan pula hak-hak istimewa Ritter. Mereka berpakaian pelindung besi ( Harnas ) dan naik kuda. Dengan mengandalkan kemampuan fisik serta pedangnya Ritter menjelajah dunia yang penuh dengan bahaya dan perjuangan.

Inti dari pendidikan Ritter adalah kekuatan fisik, ketangkasan dalam naik kuda dan mahir dalam menggunakan senjata. Semua itu mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidupnya, maka Ritter mengalami pendidikan yang sengaja dan secara sadar ditujukan kepada keperluan hidupnya.

Anak Ritter sampai usia 7 tahun diasuh oleh ibunya. Setelah itu ia menjadi “ Page “ ( calon ) dan harus belajar naik kuda, main anggar dan berburu. Juga belajar lari, lompat, memanjat, gulat, melempar, main bola, berenang dan menyelam, dan juga tari-tarian. Pendidikan ritter menuntut 7 ketangkasan ( 7 Probitates ), yaitu naik kuda, berenang, panahan, anggar, berburu main catur dan berbuat sajak-sajak. Pada usia 14 tahun anak Ritter yang berstatus “ Page “ dinaikkan menjadi “ Schildknaap “ ( pembantu ) pada Ritter lain ( dan istri ). Ia ikut berburu dan membantu Ritter dalam hal tombak-tombak, memelihara kuda, dan sebagainya kerap kali ia juga menjadi pembawa berita atau bertugas yang pelik dan berbahaya. Pada usia 21 tahun ia dinobatkan menjadi Ritter dalam suatu upacara yang khas. Sebelum upacara calon Ritter itu menyucikan diri ( lahir batin ), mandi air panas dan mengakui dosa-dosanya. Malam hari dalam pakaian baru ia berdoa digereja.

Tournooi adalah olahraga bangsawan abad pertengahan yang merupakan tiruan suatu peperangan. Pada abad ke 14 dan 15 kaum Ritter semakin lenyap. Lebih – lebih penemuan bahan peledak telah menjadi penyebab utama kehancuran Ritter.



e.       Zaman Renaissance

Renaissance merupakan perubahan besar dalam alam kejiwaan manusia. Manusia mulai sadar bahwa selama itu mereka hidup di dalam dunia yang penuh dengan kekangan dan pembatasan, antara lain tradisi, agama, gereja, negara dan masyarakat. Di masa Renaissance manusia mulai menemukan dirinya sendiri dan menemukan dunia. Terjadilah pembaruan-pembaruan dalam sastera, seni dan ilmu pengetahuan. Hasil-hasil kebudayaan Romawi dan Yunani mengilhami gagasan-gagasan baru itu. Pangkal mulanya adalah Italia dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Hasil-hasil pemikiran dan kreativitas ( sastra, ilmu pengetahuan dan pendidikan ) yang menunjukkan semangat yang individual dan kritis. Pembahasan-pembahasan dilepaskan dari kekangan agama dan gereja, dan meyangkut hal-hal duniawi.

Dari bahan-bahan sejarah yang telah dipelajari dapat disimpulkan bahwa tulisan humanis-humanis Italia telah mendorong orang memberi perhatian kepada latihan-latihan fisik, dalam rangka kebulatan pendidikan. Pengaruh kaum humanis dapat meluas karena penemuan alat pencetak buku ( + 1436 S.M. ), sehingga terbitan-terbitan dapat dibeli oleh orang banyak. Walaupun begitu sebenarnya pendidikan itu hanya dinikmati oleh anak-anak bangsawan yang diasuh “ Gouverneur “ dan selalu mengadakan perjalanan jauh ( ke negara lain ) pada akhir masa pendidikan mereka.

Tokoh-tokoh Italia yang terkenal sebagai humanis antara lain : Vittorino da Feltre, Vegio dan Silvio. Mereka itu semuanya malaksanakan latihan fisik di sekolah-sekolah mereka. Mercurialis adalah dokter yang mengadakan penelitian olahraga kuno serta hubungannya dengan kedokteran/ kesehatan dan menulisnya dalam buku “ De Arto Gymnastica “. Penulis lainnya, yaitu Mosso, meneropong latihan fisik/ gymnastik dari sudut ilmu faal dan meneliti sejarah perkembangannya dan Scaino menulis tentang bermacam-macam permainan zaman itu, setebal 315 halaman.

Seperti terbaca di atas kaum humanis telah besar jasanya dalam menginsyafkan pentingnya latihan fisik dan memelopori masuknya olahraga dalam kurikulum sekolah, dan merupakan salah satu unsur pendidikan oleh para Gouvernuer anak-anak ningrat.Di samping itu zaman semakin melimpahnya materi dan semakin bebasnya jiwa, merupakan tanah subur bagi berkembang permainan.



f.       Abad Modern

Olahraga modern adalah olahraga yang telah mengalami perubahan dan peraturan permainan mengikuti perkembangan zaman serta teknologi yang bekembang didunia. Fungsi social olahraga sekarang sangat diperluas dan menangkut banyak aspek kehidupan modern.aturan-aturan yang semakin ketat dan prestasi-prestasi semakin ditingkatkan, dan olahraga menjadi sangat serius. Hal itu tampak antara lain dengan munculnya pemain-pemain professional disamping amatir, dan keterkaitan dengan dimensi sacral yang tidak ada lagi. Semuanya ini berlaku juga untuk permainan-permainan kartu, dimana unsur “kebetulan” tidak pernah absen, dan permainan papan. Disini bridge dan catur adalah contoh-contoh yang mencolok.

1 komentar: